Kemasan menjadi bagian penting dari proses pemasaran. Inilah yang akan menarik pelanggan ke produk Anda dan memberi mereka gambaran tentang apa yang akan mereka dapatkan bahkan sebelum mereka membukanya. Jika Anda memiliki produk yang luar biasa, tetapi kemasan tidak sesuai standar, maka hasil penjualan akan dibawah ekspetasi yang diharapkan.
Apakah Kemasan Produk Dapat Meningkatkan Nilai Tambah Bagi Produsen?
Jawabannya adalah ya. Kemasan produk menawarkan banyak manfaat bagi produsen, mulai dari melindungi barang mereka dari kerusakan selama pengiriman hingga meningkatkan daya tarik produk mereka. Pengemasan produk adalah bagian penting dari proses manufaktur. Kemasan dapat membantu Anda melindungi produk Anda, membuatnya lebih menarik bagi konsumen dan bahkan meningkatkan nilainya.
Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa faktor terpenting yang memengaruhi kemasan produk dan bagaimana Anda bisa menggunakannya untuk keuntungan Anda.
Cara pemilihan kemasan yang tepat untuk produk
Berikut adalah beberapa tips untuk memastikan bahwa Anda memilih kemasan yang tepat untuk produk Anda.
1. Jenis produk:
Anda perlu mempertimbangkan jenis kemasan apa yang paling cocok untuk produk yang Anda produksi. Jika produk Anda adalah sesuatu yang gampang patah semisal keripik, maka Anda harus memastikan bahwa produk tersebut terlindungi dengan baik.
2. Ukuran dan bentuk produk:
Anda perlu mempertimbangkan ukuran dan bentuk produk Anda saat memilih kemasan. Jika ukurannya kecil, maka Anda harus memilih wadah yang dapat menampungnya tanpa merusaknya.
3. Biaya pengemasan Anda:
Anda perlu mempertimbangkan biaya kemasan sebelum melakukan pembelian. Jika Anda menjual produk menengah ke atas, maka masuk akal untuk memilih kemasan yang mahal tetapi secara estetika menyenangkan.
4. Bahan yang digunakan:
Anda perlu mempertimbangkan bahan yang digunakan dalam kemasan sebelum melakukan pembelian. Hal ini akan membantu Anda menjaga kualitas sekaligus mempertahankan efektivitas biaya.
5. Sifat Produk :
Anda perlu mempertimbangkan sifat produk Anda sebelum melakukan pembelian. Jika produk tersebut rapuh, maka Anda harus memilih kemasan yang tidak akan merusaknya.
6. Target audiens:
Anda perlu mempertimbangkan target audiens Anda sebelum melakukan pembelian. Jika Anda memiliki pelanggan yang sadar lingkungan, maka masuk akal untuk memilih bahan kemasan yang dapat cepat rusak dalam waktu tertentu
7. Anggaran:
Anda perlu mempertimbangkan anggaran Anda sebelum melakukan pembelian. Jika Anda memiliki kendala dalam hal biaya, maka masuk akal untuk memilih bahan kemasan yang dapat terurai secara hayati yang hemat biaya.
8. Kebutuhan:
Anda perlu mempertimbangkan kebutuhan Anda sebelum melakukan pembelian. Jika Anda membutuhkan sesuatu yang fleksibel, maka masuk akal untuk memilih bahan kemasan biodegradable yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang dengan mudah . Jika Anda membutuhkan sesuatu yang akan bertahan lebih lama dan melindungi produk Anda dari kerusakan, maka masuk akal untuk memilih bahan kemasan yang yang lebih tahan lama.
9. Lingkungan:
Jika Anda ingin ramah lingkungan, maka masuk akal untuk memilih bahan kemasan yang dapat terurai secara alami yang terbuat dari sumber daya terbarukan. Ini berarti Anda menggunakan bahan yang dapat ditanam atau dipanen lagi dan lagi tanpa menguras sumber daya alam bumi. Sebagian besar bahan kemasan yang dapat terurai secara hayati terbuat dari tanaman, tetapi beberapa produsen juga menggunakan bahan daur ulang.
10. Biaya:
Bahan kemasan yang dapat terurai secara hayati sering kali lebih mahal daripada bahan plastik dan kertas tradisional. Namun, beberapa produsen dapat membuat kemasan yang dapat terurai secara hayati dengan biaya yang lebih rendah dengan menggunakan bahan daur ulang atau dengan membuat produk yang menggunakan lebih sedikit bahan. Terlebih lagi, kemasan yang dapat terurai secara hayati dapat membayar sendiri seiring berjalannya waktu. Misalnya, sebuah perusahaan mungkin menemukan bahwa gelas kompos yang digunakannya lebih murah daripada gelas plastik setelah memperhitungkan berapa lama gelas tersebut bertahan dan biaya untuk membuang gelas plastik. Kemasan yang dapat terurai secara hayati sering kali dibuat dari bahan nabati seperti jagung, tepung kentang, atau tebu. Ini berarti bahwa proses alami akan lebih mudah mengurai bahan tersebut seiring waktu dan mengembalikannya ke tanah.Perusahaan harus mempertimbangkan untuk menggunakan kemasan yang dapat terurai secara hayati untuk barang-barang yang sering dibuang dan kemungkinan besar akan berakhir di tempat pembuangan sampah. Misalnya, restoran cepat saji dapat menggunakan gelas kompos daripada gelas plastik karena pelanggan sering membuang minuman mereka setelah membawanya pulang.
Demikain penjelasan dari pertanyaan apakah kemasan produk dapat meningkatkan nilai tambah bagi produsen dan juga bagaimana memilih kemasan yang baik